Ditulis Oleh : Dr. Hamdani Lubis
Islam adalah agama tauhid, agama yang bisa menyelamatkan manusia dari jurang kehinaan menuju kebaikan. Dalam diri manusia terdapat dua aspek yaitu jasmani dan rohani. Dua aspek tersebut saling terkait satu sama lain laksana matahari dan bumi yang saling mengelilingi. Kesatuan dunia dan akhirat menunjukan adanya keutuhan tubuh yang selalu bergerak menuju ilahiyah. Perbuatan di dunia kelak akan ditemukan di akhirat, jika seseorang berbuat baik, maka di akhirat akan baik begitu sebaliknya.
Amal dunia merupakan jembatan umat islam menuju amal akhirat yang sesungguhnya, karena umat islam harus yakin setelah kehidupan didunia ada kehidupan akhirat yang lebih kekal, lebih menjanjikan. Sebagaimana firman Allah SWT, QS. Qashas (28) ayat 77 : “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu,dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan”. Sebab itu, semakin banyak kebaikan yang dilakukan di dunia, semakin besar pula peluang kita untuk memperoleh banyak kebahagiaan di akhirat.
Bekerja dan ibadah adalah dua sisi kehidupan yang tidak boleh ditinggalkan karena memang perintah tuhan yang maha kehendak. Bekerja mempunyai nilai ibadah, begitu sebaliknya ibadah akan melahirkan pekerjaan yang baik dan ikhlas. Banyak para pejabat dan orang-orang kaya yang memiliki harta lebih namun tidak dilandasi ibadah, sehingga menimbulkan efek negatif kepada lingkungan, keluarga dan masyarakat. Sebut saja tindakan korupsi, perbuatan judi dan narkoba. Perbuatan tersebut menimbulkan efek ganda yang menyebabkan seseorang kehilangan masa depan dan kehilangan amal akhirat. Perbuatan yang mempunyai nilai akhirat akan melahirkan efek positif, kedamaian dan kesejahteraan hidup.
Selain anjuran untuk ibadah, setiap muslim juga dianjurkan untuk memaksimalkan daya dan upaya kebaikan melalui perbuatan. Selama apa yang dikerjakan itu melahirkan manfaat dan kebaikan untuk masyarakat, maka pekerjaan itu mempunyai nilai ibadah dan amal sholeh. Kesalehan seorang muslim ditentukan sebesar apa kebaikan yang dikerjakan selama di dunia, untuk melahirkan amal-amal akhirat. Amal ibadah tidak ditentukan oleh waktu dan nilainya, melainkan ditentukan oleh niat dan kesungguhan mereka dalam meraih kehidupan akhirat. Rasulullah mengingatkan bahwa. “Allah menjadikan untukku (dan umatku) persada bumi ini sebagai masjid dan penyucian”.
Karena itu kita dalam ibadah dan bekerja tidak boleh mempunyai niat untuk memperkaya diri, menyombongkan diri, melanggar aturan agama dan melakukan pekerjaan sesuai dengan kehendak hawa nafsu, tetapi sikap seorang muslin dalam bekerja melainkan harus diniatkan untuk ibadah sehingga melahirkan pekerjaan yang ikhlas dan bermanfaat untuk lingkungan masyarakat.
BILYATIMI PEDULI NUSANTARA
www.bilyatimi.org
Jl, Dukuh Kupang XX No. 40, Dukuh Kupang, Dukuh Pakis, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia – 60225
Email : admin@gmail.org
Telp : 085732002002 / 085733261866