BILYATIMI PEDULI NUSANTARA

Ditulis Oleh : Nur Kholifah

Bekerja adalah bentuk amalan ibadah yang memiliki nilai lebih di mata Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan tujuan memberi nafkah keluarga, Allah Subhanahu Wa Ta’ala janjikan pahala untuk hambanya yang bekerja untuk menafkahi keluarga dan ikhlas lillahi ta’ala. Umat Islam diwajibkan untuk selalu bekerja keras. Kewajiban untuk selalu bekerja keras terdapat dalam Al Quran :

وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَ

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al Qashash {28} : 77)

Hidup adalah perjuangan dan disetiap perjuangan pasti diiringi dengan ikhtiar dan doa. Ikhtiar berasal dari bahasa Arab yang artinya sama dengan berusaha. Ikhtiar secara istilah ialah segala bentuk perilaku atau perbuatan manusia untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya atau usaha yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya yang dilakukan dengan sepenuh hati, sungguh-sungguh dan semaksimal mungkin dengan mengerahkan seluruh kemampuan dan keterampilannya serta dilakukan sesuai dengan syariat Islam.

Allah berfirman dalam Surat Al-Isra’ ayat-19: “Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha (berikhtiar) ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya (ikhtiarnya) dibalasi dengan baik.” (QS. Al-Isra’ 17 :19)

Ikhtiar merupakan salah satu akhlak terpuji yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam. Adapun bentuk-bentuk ikhtiar di antaranya yaitu

1. Bersungguh-sungguh

Sungguh-sungguh merupakan salah satu bentuk ikhtiar yang harus diperhatikan. Dalam menggapai cita-cita diperlukan kesungguhan yang mendalam, jangan berusaha dengan setengah-setengah, lakukan dengan sungguh-sungguh. “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Ankabut {29} : 69)

2. Bekerja Keras

Berusaha semaksimal mungkin jangan bermalas-malasan namun berusaha dan berjuanglah sekuat tenaga untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam telah bersabda : “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari mukmin yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan. Bersungguh-sungguhlah dalam (mengerjakan) hal-hal yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan dari Allah dan janganlah bersikap lemah. (HR. Muslim).”

3. Pantang Menyerah dan Putus Asa

Jika sudah melakukan suatu usaha, kemudian belum mendapatkan apa yang diinginkan, kurang memuaskan dan tidak sesuai dengan harapan, maka teruslah mencoba, mencoba dan mencoba. Jangan mudah menyerah, jangan berputus asa, karena kegagalan adalah sebuah proses pembelajaran. Perhatikanlah sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam :

“Jika kamu tertimpa sesuatu (kegagalan), maka janganlah kamu mengatakan, seandainya aku berbuat demikian, pastilah tidak akan begini atau begitu. Tetapi katakanlah, ‘ini telah ditakdirkan oleh Allah dan Allah berbuat sesuai dengan apa yang dikehendaki. Karena sesungguhnya perkataan seandainya akan membuka (pintu) perbuatan setan.” (HR. Muslim)

Secara bahasa, kata “doa” itu bermakna seruan, jadi berdoa itu artinya menyeru, mengucap, memanggil. Sedangkan secara istilah “doa” adalah suatu permohonan atau permintaan dan ucapan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagai penguasa alam semesta.

Menurut Quraish Shihab, “Doa ialah suatu permohonan hamba kepada Tuhan-Nya agar memperoleh anugerah pemeliharaan dan pertolongan, baik untuk pemohon maupun pihak lain yang harus lahir dari lubuk hati yang terdalam disertai dengan ketundukan dan pengagungan kepada-Nya”.

Doa itu termasuk inti atau otak dari ibadah, karena bacaan dalam setiap ibadah kita itu mengandung doa. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam telah bersabda : “Doa adalah Otaknya Ibadah.” (HR. Sunan Tirmidzi)

“Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghafir {40} : 60)

“Tidak ada suatu apapun yang lebih mulya bagi Allah selain doa” (HR. Sunan Tirmidzi).

Agama Islam menganjurkan setiap manusia untuk selalu berikhtiar dan ikhtiar harus diiringi dengan doa, untuk hasilnya serahkan pada yang Maha Kuasa. Karena hasil dari setiap usaha manusia adalah hak prerogatif Allah. Kita hanya wajib berusaha, jika gagal teruslah berusaha dan untuk hasilnya pasrahkan kepada Allah.

BILYATIMI PEDULI NUSANTARA

www.bilyatimi.org
Jl, Dukuh Kupang XX No. 40, Dukuh Kupang, Dukuh Pakis, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia - 60225
Email : admin@gmail.org
Telp : 085732002002 / 085733261866

X